Sedekah Bumi Dalam Pandangan Agama Islam
Sedekah bumi merupakan praktik yang telah ada sejak zaman nenek moyang masyarakat Jawa. Pada dasarnya, sedekah bumi dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas hasil panen yang diperoleh. Tanah dan hasil bumi dianggap sebagai karunia dari Allah yang harus disyukuri dan dibagi bersama-sama dengan sesama.
Sedekah bumi tidak hanya sekedar ritual atau tradisi semata, tetapi juga memiliki filosofi dan hikmah yang mendalam. Dalam praktiknya, sedekah bumi mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan gotong royong. Melalui sedekah bumi, masyarakat diajarkan untuk saling berbagi rezeki dan saling membantu sesama dalam kebaikan.
Dari perspektif agama, sedekah bumi dalam tradisi kejawen memiliki kesesuaian dengan ajaran agama Islam yang menganjurkan umatnya untuk bersedekah dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Meskipun tidak secara langsung terdapat dalam ajaran agama Islam, namun nilai-nilai yang terkandung dalam sedekah bumi sejalan dengan ajaran agama Islam yang menekankan pentingnya berbagi rezeki kepada sesama.
Di era sekarang sedekah bumi dikemas dengan sangat menarik tetapi tidak melenceng dari nilai-nilai luhur agama, kepercayaan maupun hukum adat desa setempat.Tidak sekedar ziarah ke makam Danyang Desa/wali qoryah tetapi dirangkai dengan berbagai kegiatan yang bisa melibatkan seluruh warga desa bahkan bisa menjadi tontonan tahunan yang selalu dinanti oleh masyarakat luas lintas desa bahkan lintas kecamatan.
Sebagai contoh rangkaian sedekah bumi di Desa Pekalongan berlangsung sampai 2 minggu. Kegiatannya meliputi: kompetisi bola volly antar RT, lomba permainan tradisional, lomba Adipura Kencana, kemah antar RT, fashion show, karnaval budaya, pasar rakyat, festival rumah adat dan sholawatan bersama habaib. Dan tentu di desa lainpun ada beragam kegiatan sedekah bumi yang sangat menarik.
Begitulah fenomena sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur warga desa atas karunia yang diberikan Allah selama bertempat tinggal, makan, minum, menghirup udara segar dan beraktivitas sehari-hari di desa tercintanya. Semoga ritual yang baik ini tetap eksist dan terus dilestarikan oleh generasi berikutnya. Aamiin.