Zakat Produktif LAZISNU Winong Pati untuk Bantu Modal Usaha Warga
Lembaga Amil Zakat Infaq Sedekah NU Kecamatan Winong, Kabupaten Pati memiliki prestasi yang luar biasa, lewat program pemberdayaan masyarakat dengan digalakkannya zakat produktif membuat gebrakan baru dengan menghasilkan uang senilai Rp85 juta setiap bulan.
Keberhasilan LAZISNU Winong mendapatkan perhatian dan apresiasi khusus dari Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati Kiai Yusuf Hasyim.
“Gerakan LAZISNU Winong bisa menjadi percontohan bagi kecamatan lainnya dalam hal pengelolaan zakat, langkah pemberdayaan umat berupa bantuan modal usaha harus menjadi perhatian bersama demi pembangunan ekonomi keumatan dan peningkatan kualitas dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Kiai Yusuf.
Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Winong Dhofir Maqhosid mengatakan, program zakat yang dikelola LAZISNU dari ummat, oleh ummat, dan untuk ummat.
“Kebutuhan akan membantu warga miskin sangat mendesak dan butuh ide brilian untuk program pemberdayaan Umat. Langkah ini benar-benar terealisasi dengan baik, yaitu dengan pengelolaan zakat, infaq, sedekah milik NU Winong,” terangnya.
Disampaikan, rencana ke depan dari zakat produktif yang bersumber dari koin NU yang saat ini sudah menghasilkan hampir senilai 200-an juta akan dibelanjakan untuk Mobil Layanan Umat LAZISNU Winong. “Program ini tidak instan, akan tetapi sudah berjalan selama dua tahun,” ucapnya.
Ketua LAZISNU Winong Tri Handoko menjelaskan, program yang digagas merupakan kerja keras bersama. Sudah selayaknya NU benar-benar melayani umat. Dengan mengusung tagline ‘Peningkatan Ekonomi Warga Miskin melalui Zakat Produktif’ Tri beserta timnya mantab menjalankan program unggulan tersebut.
“Alhasil program yang dijalankan menarik perhatian masyarakat dan ada peningkatan kepercayaan masyarakat dengan program LAZISNU. Kita memberikan kail, biar warga yang menentukan mau dibuat apa kail itu,” Jelas Tri.
Menurutnya, konsep zakat produktif adalah dengan memberikan bantuan berupa barang dan uang tunai sebagai modal awal. Barang tersebut bisa sangat beragam, seperti etalase toko, paket Pertaminu, di cup sealler dan lainnya.
“Urusan penyaluran kami serahkan kepada Banom-Banom NU lewat program-program mereka. Jadi antara LAZISNU dengan Banom dan lembaga lain saling sinergi untuk mensukseskan program ini,” ungkapnya.
Tri Handoko juga masih menaruh harapan dan cita-cita agar program yang dijalankan bisa menular ke MWCNU lainnya. Untuk Kecamatan Winong agar adanya transformasi pola pikir.
“Intinya kami berharap agar warga kami yang kurang mampu nantinya bisa berubah menjadi warga yang memiliki kemandirian ekonomi dan membuat usaha sendiri,” pungkasnya.
Kontributor: Fikrul Umam
Editor: M Ngisom Al-Barony