• Home |
  • Bagaimana cara atau praktik menalkin mayit dan do’a setelah di kubur?

Bagaimana cara atau praktik menalkin mayit dan do’a setelah di kubur?

dalam sebuah kitab hadis yang bernama, al-Mu’jam al-Kabir, karya Imam ath-Thabrani dari sahabat Nabi Saw yang bernama Abu Umamah r.a, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي أَمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :إِذَا أَنَا مُتُّ، فَاصْنَعُوا بِي كَمَا أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ :إِذَا مَاتَ أَحَدٌ مِنْ إِخْوَانِكُمْ، فَسَوَّيْتُمِ التُّرَابَ عَلَى قَبْرِهِ، فَلْيَقُمْ أَحَدُكُمْ عَلَى رَأْسِ قَبْرِهِ، ثُمَّ لِيَقُلْ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَسْمَعُهُ وَلا يُجِيبُ، ثُمَّ يَقُولُ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَسْتَوِي قَاعِدًا، ثُمَّ يَقُولُ: يَا فُلانَ بن فُلانَةَ، فَإِنَّهُ يَقُولُ: أَرْشِدْنَا رَحِمَكَ اللَّهُ، وَلَكِنْ لا تَشْعُرُونَ، فَلْيَقُلْ: اذْكُرْ مَا خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدُّنْيَا شَهَادَةَ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّكَ رَضِيتَ بِاللَّهِ رَبًّا، وَبِالإِسْلامِ دِينًا، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا، وَبِالْقُرْآنِ إِمَامًا، فَإِنَّ مُنْكَرًا وَنَكِيرًا يَأْخُذُ وَاحِدٌ مِنْهُمْا بِيَدِ صَاحِبِهِ، وَيَقُولُ: انْطَلِقْ بنا مَا نَقْعُدُ عِنْدَ مَنْ قَدْ فَيَنْسُبُهُ”، فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَإِنْ لَمْ يَعْرِفْ أُمَّهُ؟ قَالَ:”لُقِّنَ حُجَّتَهُ، فَيَكُونُ اللَّهُ حَجِيجَهُ دُونَهُمَا إِلَى حَوَّاءَ، يَا فُلانَ بن حَوَّاءَ. رواه الطبراني

“Dari Abu Umamah r.a. berkata: Jika aku mati, maka hendaklah urus aku sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Rasulullah Saw dalam mengurus orang yang mati di antara kita. Beliau (Rasulullah Saw) telah bersabda: Apabila mati salah seorang dari kalian (umat Islam), dan tanah di atas kuburannya telah didatarkan, maka hendaklah salah seorang di antara kalian berdiri di setentang kepala mayat itu, hendaklah ia berkata: Hai Fulan anak wanita Fulanah, maka si mayat itu mendengar tetapi tidak bisa menjawab. Kemudian dikatakan lagi: Hai fulan anak wanita fulanah! Maka ia menjawab: Berilah bimbingan kepada kami, semoga Allah mencurahkan rahmat (kasih sayang) kepadamu. Tetapi kalian tidak mendengar ucapan itu. Kemudian katakan lagi: Ingatlah ketika engkau keluar dari dunia, yaitu pengakuan bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, Nabi Muhammad adalah Hamba-Nya dan Rasul-Nya, dan bahwasanya engkau telah ridho bahwa Allah sebagai Tuhanmu, Islam sebagai agamamu, Muhammad sebagai Nabimu dan al-Qur’an sebagai pedoman hidupmu.

 

Jika dinukil pendapat dari Syaikh al-Islam Taqiyyudin Ibn Taimiyyah al-Harrani pada juz pertama halaman 242 dari kitab Fatawi, beliau menjawabnya:

هَذَا التَّلْقِيْنُ المَذْكُوْرُ قَدْثَبَتَ عَنْ طَا ئِفَةٍ مِنَ الصَّحَا بَةِ اَنَّهُمْ اَمَرُوْا بِهِ كَأَبِى اُمَا مَةَ الْبَا هِلِى وَغَيْرِهِ…

“Talqin mayit yang disebutkan di sini, yaitu setelah mayit dikubur, ditetapkan dari sekelompok sahabat, seperti Abu Umammah al-Bahili dan lainnya bahwa mereka telah memerintahkan talqin mayit”.

 

Para ulama dari kalangan mazhab Hanafi, mazhab Maliki, mazhab Syafi’i, dan ulama mazhab Hanbali menyatakan, mentalqin mayit setelah dikubur hukumnya sunnah. Syekh Ibnu Abidin dari mazhab Hanafi menyebutkan:

وَإِنَّمَا لَا يُنْهَى عَنِ التَّلْقِينِ بَعْدَ الدَّفْنِ، لِأَنَّهُ لَا ضَرَرَ فِيهِ، بَلْ نَفْعٌ، فَإِنَّ الْمَيِّتَ يَسْتَأْنِسُ بِالذِّكْرِ.

“Sesungguhnya tidak dilarang mentalqin mayit setelah dikubur hanyalah karena tidak ada kemadharatan di dalamnya, bahkan terdapat manfaat. Sebab, mayit memperoleh manfaat dari pemberitahuan tersebut” (Muhammad Amin Ibnu Abidin, Hasyiyah Raddul Mukhtar Ala Ad-Durril Muhtar, juz 2, h. 205).

 

Manfaat Talqin

Mengenai manfaat mentalqin mayit, antara lain:

  1. Untuk mengingatkan kepada si mayit, agar tidak terkejut bila kedatangan dua malaikat yaitu Munkar dan Nakir yang akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab. Sehingga diharapkan dapat meberikan jawabannya dengan tenang, baik dan benar.
  2. Kita yang masih hidup juga dengan adanya talqin tersebut diingatkan, bahwa setelah kematian itu terjadi. Maka kita akan berada di alam kubur (alam barzakh) yang sangat sempit dan gelap gulita tidak ada listrik dan pelita atau penerang, namun amal kitalah yang akan menemani dalam kubur.
  3. Kita diingatkan agar senantiasa meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah dan memperbanyak amal ibadah atau amal saleh serta memohon ampunan dan perlindungan Allah Swt.
  4. Dengan demikian kita diharapkan dapat memperbaiki sikap hidup sehari-hari. Baik yang ada hubungannya dengan Allah, maupun yang berhubungan dengan sesama manusia di atas landasan ajaran agama Islam. Yaitu satu-satunya agama yang haq di sisi Allah Swt.

 

Referensi:

Dari Kitab Hadist Al-Mu‘jam al-Kabīr dan Majmū‘ al-Fatāwā (juz 1)

TIM MULTIMEDIA MWCNU WINONG

Leave A Comment

Fields (*) Mark are Required